ANALISIS
KONTEN DAN TUGAS
(ANALISIS
PEMBELAJARAN)
Penyusunan suatu perencanaan
pengajaran yang efektif membutuhkan pengkajian (analisis) yang cermat. Pada
dasarnya penggunaan/telaah/analisis merupakan suatu bentuk penerapan pendekatan
sistem, yang disebut sistem analisis. Pendekatan telaah dilaksanakan dalam
langkah-langkah kerja dengan pola (format) dan ukuran (standar) tertentu.
Ada empat tingkat teknik pengkajian
yang dapat dikembangkan sebagai berikut :
1.
Pengkajian
pekerjaan dan mata pelajaran (tingkat I)
2.
Pengkajian
tugas dan topik (tingkat II)
3.
Pengkajian
tujuan-tujuan secara terperinci berdasarkan pengkajian tingkat II, pada
gilirannya mendasari perumusan perangkat taktik pengajaran (tingkat III)
4.
Pengkajian
tujuan-tujuan menjadi komponen-komponen tingkah laku (tingkat IV)
Diagramatik
isi dan struktur pengkajian pada dua tingkat I dan II adalah sebagai berikut :
Bagian/Tingkat
Konteks Konteks
Telaah Latihan
Pendidikan
Bagian A A.1
Kajian A.2
Kajian Mata
Kajian Tingkat I
Pekerjaan Pelajaran
A.3
Target populasi
Kajian I. Mengajarkan
Apa?
Bagian B B.1
Kajian B.2
Kajian
Kajian Tingkat II Tugas Topik
B.3
Target populasi
Kajian II. Apa dan
Bagaimana mengajar?
Rangkuman
A.
Menuju
Ke Perencanaan Pengajaran
Para perancang pengajaran
sering berhadapan dengan masalah dari mana dia seharusnya memulai, apakah dari
aspek perilaku (performance), atau dari keterangan (informasi). Jika berangkat
dari pendekatan perilaku, maka berarti perancang harus terlebih dahulu menentukan
hal-hal yang dapat dikerjakan oleh siswa dan hal-hal yang seharusnya mereka
kerjakan. Jika berangkat dari pendekatan kedua, maka perancang perlu menentukan
pengetahuan atau informasi yang ada dan yang diinginkan. Kedua pendekatan itu
berbeda karena pendekatan perilaku berkenaan dengan masalah output, sedangkan
pendekatan kedua berkenaan dengan masalah input.
Pengkajian tingkat satu
yaitu pengkajian pekerjaan dan mata pelajaran berdasarkan struktur yang sama,
tetapi perancang dapat memilih salah satu jenis saja. Kedua jenis pengkajian
tersebut berbeda pendekatan, tetapi sama strukturnya. Untuk mendapatkan
gambaran secara menyeluruh dapat diperhatikan bagan berikut ini.
Bagan diatas
menggambarkan bahwa seorang perancang pengajaran dapat berangkat dari suatu
mata pelajaran, yakni informasi yang hendak dikomunikasikan, atau berangkat
dari tugas yakni tugas-tugas yang hendak dilakukan. Suatu mata pelajaran adalah
sejumlah informasi yang dikelompokkan menjadi topik-topik yang saling
berkaitan. Tidak semua topik harus diajarkan. Demikian juga tidak semua tugas
harus dipelajari karena ada topik-topik dan tugas-tugas yang mungkin kurang
relevan atau telah diketahui oleh siswa, kurang bermakna atau terlalu mudah,
atau sangat praktis. Hal-hal tersebut cukup dipelajari dalam rangka orientasi
atau di lapangan (on the job). Jadi,
perlu dirancang sebagai suatu yang baru dan diajarkan secara khusus.
Pengkajian tingkat kedua
adalah pengkajian tugas dan topik merupakan kelanjutan pengkajian tingkat
kesatu. Pada tingkat kedua, pengkajian hanya dilakukan terhadap tugas atau
terhadap topik. Perubahan tingkat pengkajian dari tingkat kesatu ke tingkat
kedua dilakukan dengan cara mengubah perhatian sesuai dengan system of interest perancang pengajaran.
Perhatian lebih ditekankan pada tugas atau topik yang perlu diajarkan dan yang
tidak / belumdiketahui atau dikuasai oleh siswa. Tujuan utama pengkajian
tingkat kedua adalah untuk mengetahui struktur topik atau tugas dengan maksud
untuk menetapkan beberapa hal berikut :
a.
Apa
yang hendak diajarkan (tujuan-tujuan pengajaran)
b.
Apa
yang menjadi ukuran (kriteria evaluasi)
c.
Bagaimana
urutan (sequence)
B.
Pengkajian
Pekerjaan
Ada beberapa terminologi
yang sering simpang siur penggunaannya, seperti pengkajian pekerjaan (job analysis), pengkajian tugas (task analysis), pengkajian okupasi (occupational analysis), pengkajian
keterampilan dan sebagainya.
1.
Pengkajian
Pekerjaan dalam Perencanaan Pengajaran
Pengkajian
pekerjaan merupakan bagian dari sistem proses desain pengajaran yang berfungsi
sebagai alat (tool) bantu bagi
perancang untuk merumuskan tujuan-tujuan pengajaran. Di dalam tujuan-tujuan itu
tersirat perilaku-perilaku yang dituntut oleh suatu pekerjaan yang bersifat
khusus dan berkenaan dengan tujuan-tujuan kehidupannya senyatanya.
2.
Struktur
Pekerjaan
Para
ahli sampai sekarang masih belum sepakat tentang terminologi yang digunakan
untuk menentukan pekerjaan atau okupasi. Yang sudah disepakati secara umum
adalah bahwa setiap pekerjaan mempunyai struktur hirarki tertentu, dan bahwa
pekerjaan dapat dikaji. Pada hakikatnya struktur lebih penting ketimbang
nama-nama yang bersifat eksak.
3.
Tugas
Tugas
merupakan dasar utama bagi pekerjaan dan okupasi. Suatu tugas adalah suatu
satuan kecil tingkah laku, yang mempunyai peransang khusus yang dapat
diidentifikasi kapan mulai terjadinya, yang mencakup serangkaian tindakan yang
berkaiatan satu dengan lainnya (urutan, waktu, dan maksud), dan yang memiliki
hasil akhir yang spesifik, dapat diidentifikasi. Berdasarkan ciri-ciri tersebut
dapat dibedakan mana perilaku yang merupakan tugas dan mana perilaku yang bukan
tugas.
4.
Okupasi
(Kelompok Okupasi)
Suatu
okupasi atau kelompok okupasi adalah suatu kelompok pekerjaan yang berkaiatan
antara yang satu dengan yang lain (cluster
job), yang memuat beberapa tugas yang sama atau umumdan menuntut
pengetahuan dan keterampilan yang sama terhadap pelakunya. Konsep kelompok
okupasi berguna dalam mendesain pendidikan dan latihan kejuruan.
5.
Pengkajian
dan Sintesis Pekerjaan
Tujuannya
adalah untuk menentukan apa yang dilibatkan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
tertentu. Pengkajian pekerjaan adalah untuk menyelidiki suatu pekerjaan yang
ada. Sintesis pekerjaan adalah untuk merencanakan suatu pekerjaan yang akan
datang. Pengkajian dan sintesis terdiri dari komponen-komponen masukan, proses
dan produk.
Komponen
masukan (input) dibutuhkan untuk
merancang atau mengadakan sintesis suatu pekerjaan baru. Komponen proses,
melakukan wawancara dan observasiterhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan
pekerjaan, misalnya tentang siapa yang memimpin dan melakukan supervisi, dan
siapa yang merencanakan dan merancangnya. Sedangkan komponen produk, pengkajian
produk atau sintesis pekerjaan dapat disajikan pada dua tingkat yang terinci,
yaitu sebagai berikut :
a.
Tingkat
deskripsi pekerjaan
b.
Spesifikasi
pekerjaan atau perincian tugas.
6.
Deskripsi
Pekerjaan (Job Description)
Deskripsi
pekerjaan adalah suatu dokumen yang menerangkan secara jelas dan tepat tentang
karakteristik utama suatu pekerjaan tertentu, yang bertujuan untuk yang berikut
:
a.
Menyediakan
informasi
b.
Menentukan
kedudukan pekerjaan
c.
Menjadi
dasar untuk mempersiapkan bahan bacaan dalam rangka rekrutmen.
d.
Menjadi
dasar untuk merancang kriteria seleksi.
e.
Menjadi
dasar untuk merancang latihan dan pengembangan staf.
7.
Spesifikasi
Pekerjaan atau Daftar Tugas
Spesifikasi
pekerjaan dimaksudkan untuk melengkapi pengkajian pekerjaan, atau untuk
membantu si pembuat kajian untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan
latihan. Suatu spesifikasi pekerjaan terdiri dari suatu daftar tugas yang
membentuk pekerjaan. Dengan spesifikasi tersebut dapat ditentukan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.
8.
Langkah-langkah
Pokok dalam Mengkaji Pekerjaan
Langkah-langkah
yang perlu ditempuh dalam mengkaji pekerjaan adalah sebagai berikut :
a.
Memeriksa
dan menyetujui kerangka acuan bersama antara pimpinan dan bawahan.
b.
Periksa
dan pelajari dokumentasi yang berkenaan dengan pekerjaan.
c.
Mendaftar
siapa saja yang terlibat dalam pekerjaan itu.
d.
Mengadakan
diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan.
e.
Menyusun
suatu deskripsi pekerjaan sementara (draf),
lalu mengadakan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaan itu ditempat lain.
f.
Menyusun
deskripsi dan spesifikasi pekerjaan dalam bentuk final.
9.
Teknik-teknik
lain Pengkajian Pekerjaan
Ada
tiga teknik lainnya yang dapat digunakan untuk mengkaji pekerjaan, yakni :
a.
Teknik
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
b.
Teknik
pengumpulan data dari para manajer, supervisor, dan para ahli.
c.
Teknik
pengumpulan data dari para pelaksana
C.
Pengkajian
Mata pelajaran (Subject Analysis)
Ada
bermacam-macam metode untuk mempersiapkan silabus, yang umumnya dimaksudkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Usaha ini merupakan bagian
integral proses perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Proses
perencanaan pengajaran merupakan suatu lingkaran kegiatan. Ada yang bertitik
tolak dari kegiatan-kegiatan keterampilan yang diperlukan (suatu pekerjaan),
dan ada yang bertitik tolak dari informasi yang hendak dikomunikasikan (suatu
mata pelajaran).
Jalur
pertama disebut output/input. Jalur
itu bertitik tolak dari rumusan tentang output
yang diinginkan yakni perilaku pekerjaan. Kemudian ditansformasikan menjadi
tujuan-tujuan instruksional dan proses-proses instruksional, serta isi (content). Tujuan-tujuan umum
ditansformasikan menjadi tujuan-tujuan terminal/khusus. Dari situ dapat dilihat
profil pelaksanaan yang diharapkan, dan ini akan tercapai setelah mempelajari
sejumlah pelejaran tertentu. Dari situlah selanjutnya dimulai usaha pengkajian
suatu mata pelajaran.
Jalur
kedua disebut jalur input/output. Jalur
itu bertitik tolak dari identifikasi topik-topik dalam suatu mata pelajaran,
memilih topik-topik yang yang akan diajarkan, mempertimbangkan proses-proses
instruksional yang akan digunakan dan selanjutnya merumuskan tujuan-tujuan
tingkah laku yang tepat / cocok dengan tingkat topik / pelajaran. Pendekatan
ini banyak digunakan dalam praktek pendidikan yang tradisional.
1.
Metode
Mengkaji Struktur Suatu Mata pelajaran
Suatu
mata pelajaran tersusun dari suatu struktur informasi. Berdasarkan struktur itu
dapat ditentukan hal-hal yang sebaiknya diajarkan. Sebagai pertimbangan adalah
konsep-konsep kunci atau topik-topik yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.
Untuk
mengidentifikasi konsep-konsep kunci atau topik-topik kita dapat menggunakan
pemetaan struktur suatu mata pelajaran, yakni melalui penyajian dengan gambar
secara visual. Dengan demikian, suatu mata pelajaran yang tadinya kompleks
dapat dikaji dan dikomunikasikan dengan orang lain (guru dan siswa) mengenai
hal-hal yang dinilai penting untuk diajarkan atau dipelajari.
2.
Peta
Topik atau Jaringan Kerja
Teknik
itu bertujuan untuk menggambarkan hubungan-hubungan antara banyak unsur yang
terdapat di dalam suatu mata pelajaran. Pengkajian dengan cara itu perlu
dilakukan berhubng adanya sejumlah mata pelajaran yang kompleks sifatnya,
sehingga sulit menetapkan mana topik yang perlu diajarkan (key topik) dan mana yang sebenarnya dapat diabaikan. Teknik ini
pernah dikembangkan oleh Clark (1970) dan Levins (1968).
3.
Model
Konseptual
Pendekatan
dengan model konseptual pada dasarnya sama dengan teknik jaringan kerja
(pemetaan topik). Perbedaannya terletak pada hubungan-hubungan yang ada
dirangkaikan sebagai suatu model yang mengandung makna tertentu yang tersusun
dalam kategori jenis hubungan dengan notasi penyajian, serta adanya
aturan-aturan yang mengatur organisasi yang merupakan suatu “desain grafik
topologi). Model ini dikembangkan oleh Neil (1970).
4.
Teknik
Diagram Venn
Diagram
Venn digunakan utnuk menggambarkan komposisi dan interelasi himpunan-himpunan
dan merupakan alat yang penting untuk mengkaji mata pelajaran, serta untuk
mengkomunikasikan struktur mata pelajaran. Teknik ini mula-mula digunakan oleh
Godycki (1968) pada Pedagogical Institute
of Warsawa Poland untuk menganalisis konsep-konsep Fisika dan Kimia dan
penyajiannya sebagai suatu keseluruhan organik, yang disebut structural notation based on the venne
diagram.
D.
Pengkajian
Tugas
1.
Deskripsi
Tugas
Deskripsi
tugas adalah suatu alat yang berguna untuk menjabarkan tujuan-tujuan menjadi
tujuan-tujuan yang akan dicapai, dan merupakan suatu cara untuk menentukan
bagaimana suatu tugas dilaksanakan. Disamping itu berfungsi membantu
menspesifikasi sistem pengajaran secara tepat dan operasional.
Suatu
deskripsi tugas digunakan sebagai suatu dokumen perencanaan dasar di dalam
proses desain. Siswa harus mempelajari banyak tugas, maka diperlukan perangkap
pengetahuan, yang meliputi konsep, prinsip, dan keterampilan yang disusun
secara sistematik lengkap. Hal-hal yang tadinya bersifat kompleks harus dirinci
menjadi hal-hal yang sederhana mudah dipelajari, secara bertahap dengan tujuan
khusus yang hendak dicapai.
Ada
dua macam tuga, yakni tugas-tugas tindakan (action
tasks) dan tugas-tugas kognitif (cognitive
tasks).
2.
Tugas-Tugas
Tindakan
Konsep
suatu tugas tindakan mencakup tiga atribut utama, yakni :
a.
Suatu
interaksi antara orang dengan orang atau objek
b.
Yang
dapat mengalami perubahan
c.
Dimaksudkan
untuk mencapai beberapa tujuan.
Tugas-tugas
tindakan yang kompleks diperinci menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana.
Suatu deskripsi tugas tindakan mengandung empat unsur.
a.
Ada
tanda-tanda atau kunci-kunci yang menandai tindakan
b.
Harus
ada kata-kata tindakan yang menentukan tingkah laku dari si pelaku pada setiap
langkah di dalam tugas.
c.
Ada
petunjuk-petunjuk tentang orang atau objek yang melakukan tindakan.
d.
Tindakan-tindakan
berkaitan dengan balikan yang merupakan hasil dari proses interaksi.
3.
Pengumpulan
Informasi tentang Tugas
4.
E.