Minggu, 03 Juni 2012

ANALISIS KONTEN


ANALISIS KONTEN DAN TUGAS
(ANALISIS PEMBELAJARAN)

            Penyusunan suatu perencanaan pengajaran yang efektif membutuhkan pengkajian (analisis) yang cermat. Pada dasarnya penggunaan/telaah/analisis merupakan suatu bentuk penerapan pendekatan sistem, yang disebut sistem analisis. Pendekatan telaah dilaksanakan dalam langkah-langkah kerja dengan pola (format) dan ukuran (standar) tertentu.
            Ada empat tingkat teknik pengkajian yang dapat dikembangkan sebagai berikut :
1.      Pengkajian pekerjaan dan mata pelajaran (tingkat I)
2.      Pengkajian tugas dan topik (tingkat II)
3.      Pengkajian tujuan-tujuan secara terperinci berdasarkan pengkajian tingkat II, pada gilirannya mendasari perumusan perangkat taktik pengajaran (tingkat III)
4.      Pengkajian tujuan-tujuan menjadi komponen-komponen tingkah laku (tingkat IV)

Diagramatik isi dan struktur pengkajian pada dua tingkat I dan II adalah sebagai berikut :

Bagian/Tingkat                                    Konteks                                       Konteks
Telaah                                                   Latihan                                        Pendidikan                                                 

       Bagian A                           A.1 Kajian                               A.2 Kajian Mata
       Kajian Tingkat I                       Pekerjaan                                 Pelajaran



                                                                        A.3 Target populasi
                                                                               Kajian I. Mengajarkan
                                                                               Apa?
    


       Bagian B                           B.1 Kajian                               B.2 Kajian
       Kajian Tingkat II                      Tugas                                       Topik



                                                                        B.3 Target populasi
                                                                               Kajian II. Apa dan
                                                                               Bagaimana mengajar?


                                                                       
                                                                       
                                                                                  Rangkuman


A.  Menuju Ke Perencanaan Pengajaran
Para perancang pengajaran sering berhadapan dengan masalah dari mana dia seharusnya memulai, apakah dari aspek perilaku (performance), atau dari keterangan (informasi). Jika berangkat dari pendekatan perilaku, maka berarti perancang harus terlebih dahulu menentukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh siswa dan hal-hal yang seharusnya mereka kerjakan. Jika berangkat dari pendekatan kedua, maka perancang perlu menentukan pengetahuan atau informasi yang ada dan yang diinginkan. Kedua pendekatan itu berbeda karena pendekatan perilaku berkenaan dengan masalah output, sedangkan pendekatan kedua berkenaan dengan masalah input.
Pengkajian tingkat satu yaitu pengkajian pekerjaan dan mata pelajaran berdasarkan struktur yang sama, tetapi perancang dapat memilih salah satu jenis saja. Kedua jenis pengkajian tersebut berbeda pendekatan, tetapi sama strukturnya. Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh dapat diperhatikan bagan berikut ini.

Bagan diatas menggambarkan bahwa seorang perancang pengajaran dapat berangkat dari suatu mata pelajaran, yakni informasi yang hendak dikomunikasikan, atau berangkat dari tugas yakni tugas-tugas yang hendak dilakukan. Suatu mata pelajaran adalah sejumlah informasi yang dikelompokkan menjadi topik-topik yang saling berkaitan. Tidak semua topik harus diajarkan. Demikian juga tidak semua tugas harus dipelajari karena ada topik-topik dan tugas-tugas yang mungkin kurang relevan atau telah diketahui oleh siswa, kurang bermakna atau terlalu mudah, atau sangat praktis. Hal-hal tersebut cukup dipelajari dalam rangka orientasi atau di lapangan (on the job). Jadi, perlu dirancang sebagai suatu yang baru dan diajarkan secara khusus.
Pengkajian tingkat kedua adalah pengkajian tugas dan topik merupakan kelanjutan pengkajian tingkat kesatu. Pada tingkat kedua, pengkajian hanya dilakukan terhadap tugas atau terhadap topik. Perubahan tingkat pengkajian dari tingkat kesatu ke tingkat kedua dilakukan dengan cara mengubah perhatian sesuai dengan system of interest perancang pengajaran. Perhatian lebih ditekankan pada tugas atau topik yang perlu diajarkan dan yang tidak / belumdiketahui atau dikuasai oleh siswa. Tujuan utama pengkajian tingkat kedua adalah untuk mengetahui struktur topik atau tugas dengan maksud untuk menetapkan beberapa hal berikut :
a.    Apa yang hendak diajarkan (tujuan-tujuan pengajaran)
b.    Apa yang menjadi ukuran (kriteria evaluasi)
c.    Bagaimana urutan (sequence)

B.   Pengkajian Pekerjaan
Ada beberapa terminologi yang sering simpang siur penggunaannya, seperti pengkajian pekerjaan (job analysis), pengkajian tugas (task analysis), pengkajian okupasi (occupational analysis), pengkajian keterampilan dan sebagainya.
1.    Pengkajian Pekerjaan dalam Perencanaan Pengajaran
Pengkajian pekerjaan merupakan bagian dari sistem proses desain pengajaran yang berfungsi sebagai alat (tool) bantu bagi perancang untuk merumuskan tujuan-tujuan pengajaran. Di dalam tujuan-tujuan itu tersirat perilaku-perilaku yang dituntut oleh suatu pekerjaan yang bersifat khusus dan berkenaan dengan tujuan-tujuan kehidupannya senyatanya.
2.    Struktur Pekerjaan
Para ahli sampai sekarang masih belum sepakat tentang terminologi yang digunakan untuk menentukan pekerjaan atau okupasi. Yang sudah disepakati secara umum adalah bahwa setiap pekerjaan mempunyai struktur hirarki tertentu, dan bahwa pekerjaan dapat dikaji. Pada hakikatnya struktur lebih penting ketimbang nama-nama yang bersifat eksak.

3.    Tugas
Tugas merupakan dasar utama bagi pekerjaan dan okupasi. Suatu tugas adalah suatu satuan kecil tingkah laku, yang mempunyai peransang khusus yang dapat diidentifikasi kapan mulai terjadinya, yang mencakup serangkaian tindakan yang berkaiatan satu dengan lainnya (urutan, waktu, dan maksud), dan yang memiliki hasil akhir yang spesifik, dapat diidentifikasi. Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat dibedakan mana perilaku yang merupakan tugas dan mana perilaku yang bukan tugas.

4.    Okupasi (Kelompok Okupasi)
Suatu okupasi atau kelompok okupasi adalah suatu kelompok pekerjaan yang berkaiatan antara yang satu dengan yang lain (cluster job), yang memuat beberapa tugas yang sama atau umumdan menuntut pengetahuan dan keterampilan yang sama terhadap pelakunya. Konsep kelompok okupasi berguna dalam mendesain pendidikan dan latihan kejuruan.

5.    Pengkajian dan Sintesis Pekerjaan
Tujuannya adalah untuk menentukan apa yang dilibatkan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu. Pengkajian pekerjaan adalah untuk menyelidiki suatu pekerjaan yang ada. Sintesis pekerjaan adalah untuk merencanakan suatu pekerjaan yang akan datang. Pengkajian dan sintesis terdiri dari komponen-komponen masukan, proses dan produk.
Komponen masukan (input) dibutuhkan untuk merancang atau mengadakan sintesis suatu pekerjaan baru. Komponen proses, melakukan wawancara dan observasiterhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan pekerjaan, misalnya tentang siapa yang memimpin dan melakukan supervisi, dan siapa yang merencanakan dan merancangnya. Sedangkan komponen produk, pengkajian produk atau sintesis pekerjaan dapat disajikan pada dua tingkat yang terinci, yaitu sebagai berikut :
a.       Tingkat deskripsi pekerjaan
b.      Spesifikasi pekerjaan atau perincian tugas.

6.    Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
Deskripsi pekerjaan adalah suatu dokumen yang menerangkan secara jelas dan tepat tentang karakteristik utama suatu pekerjaan tertentu, yang bertujuan untuk yang berikut :
a.       Menyediakan informasi
b.      Menentukan kedudukan pekerjaan
c.       Menjadi dasar untuk mempersiapkan bahan bacaan dalam rangka rekrutmen.
d.      Menjadi dasar untuk merancang kriteria seleksi.
e.       Menjadi dasar untuk merancang latihan dan pengembangan staf.

7.    Spesifikasi Pekerjaan atau Daftar Tugas
Spesifikasi pekerjaan dimaksudkan untuk melengkapi pengkajian pekerjaan, atau untuk membantu si pembuat kajian untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan latihan. Suatu spesifikasi pekerjaan terdiri dari suatu daftar tugas yang membentuk pekerjaan. Dengan spesifikasi tersebut dapat ditentukan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.

8.    Langkah-langkah Pokok dalam Mengkaji Pekerjaan
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengkaji pekerjaan adalah sebagai berikut :
a.       Memeriksa dan menyetujui kerangka acuan bersama antara pimpinan dan bawahan.
b.      Periksa dan pelajari dokumentasi yang berkenaan dengan pekerjaan.
c.       Mendaftar siapa saja yang terlibat dalam pekerjaan itu.
d.      Mengadakan diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan.
e.       Menyusun suatu deskripsi pekerjaan sementara (draf), lalu mengadakan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaan itu ditempat lain.
f.       Menyusun deskripsi dan spesifikasi pekerjaan dalam bentuk final.

9.    Teknik-teknik lain Pengkajian Pekerjaan
Ada tiga teknik lainnya yang dapat digunakan untuk mengkaji pekerjaan, yakni :
a.       Teknik mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
b.      Teknik pengumpulan data dari para manajer, supervisor, dan para ahli.
c.       Teknik pengumpulan data dari para pelaksana


C.   Pengkajian Mata pelajaran (Subject Analysis)
Ada bermacam-macam metode untuk mempersiapkan silabus, yang umumnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Usaha ini merupakan bagian integral proses perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem.
Proses perencanaan pengajaran merupakan suatu lingkaran kegiatan. Ada yang bertitik tolak dari kegiatan-kegiatan keterampilan yang diperlukan (suatu pekerjaan), dan ada yang bertitik tolak dari informasi yang hendak dikomunikasikan (suatu mata pelajaran).

Jalur pertama disebut output/input. Jalur itu bertitik tolak dari rumusan tentang output yang diinginkan yakni perilaku pekerjaan. Kemudian ditansformasikan menjadi tujuan-tujuan instruksional dan proses-proses instruksional, serta isi (content). Tujuan-tujuan umum ditansformasikan menjadi tujuan-tujuan terminal/khusus. Dari situ dapat dilihat profil pelaksanaan yang diharapkan, dan ini akan tercapai setelah mempelajari sejumlah pelejaran tertentu. Dari situlah selanjutnya dimulai usaha pengkajian suatu mata pelajaran.
Jalur kedua disebut jalur input/output. Jalur itu bertitik tolak dari identifikasi topik-topik dalam suatu mata pelajaran, memilih topik-topik yang yang akan diajarkan, mempertimbangkan proses-proses instruksional yang akan digunakan dan selanjutnya merumuskan tujuan-tujuan tingkah laku yang tepat / cocok dengan tingkat topik / pelajaran. Pendekatan ini banyak digunakan dalam praktek pendidikan yang tradisional.
1.      Metode Mengkaji Struktur Suatu Mata pelajaran
Suatu mata pelajaran tersusun dari suatu struktur informasi. Berdasarkan struktur itu dapat ditentukan hal-hal yang sebaiknya diajarkan. Sebagai pertimbangan adalah konsep-konsep kunci atau topik-topik yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Untuk mengidentifikasi konsep-konsep kunci atau topik-topik kita dapat menggunakan pemetaan struktur suatu mata pelajaran, yakni melalui penyajian dengan gambar secara visual. Dengan demikian, suatu mata pelajaran yang tadinya kompleks dapat dikaji dan dikomunikasikan dengan orang lain (guru dan siswa) mengenai hal-hal yang dinilai penting untuk diajarkan atau dipelajari.

2.      Peta Topik atau Jaringan Kerja
Teknik itu bertujuan untuk menggambarkan hubungan-hubungan antara banyak unsur yang terdapat di dalam suatu mata pelajaran. Pengkajian dengan cara itu perlu dilakukan berhubng adanya sejumlah mata pelajaran yang kompleks sifatnya, sehingga sulit menetapkan mana topik yang perlu diajarkan (key topik) dan mana yang sebenarnya dapat diabaikan. Teknik ini pernah dikembangkan oleh Clark (1970) dan Levins (1968).

3.      Model Konseptual
Pendekatan dengan model konseptual pada dasarnya sama dengan teknik jaringan kerja (pemetaan topik). Perbedaannya terletak pada hubungan-hubungan yang ada dirangkaikan sebagai suatu model yang mengandung makna tertentu yang tersusun dalam kategori jenis hubungan dengan notasi penyajian, serta adanya aturan-aturan yang mengatur organisasi yang merupakan suatu “desain grafik topologi). Model ini dikembangkan oleh Neil (1970).

4.      Teknik Diagram Venn
Diagram Venn digunakan utnuk menggambarkan komposisi dan interelasi himpunan-himpunan dan merupakan alat yang penting untuk mengkaji mata pelajaran, serta untuk mengkomunikasikan struktur mata pelajaran. Teknik ini mula-mula digunakan oleh Godycki (1968) pada Pedagogical Institute of Warsawa Poland untuk menganalisis konsep-konsep Fisika dan Kimia dan penyajiannya sebagai suatu keseluruhan organik, yang disebut structural notation based on the venne diagram.

D.  Pengkajian Tugas
1.    Deskripsi Tugas
Deskripsi tugas adalah suatu alat yang berguna untuk menjabarkan tujuan-tujuan menjadi tujuan-tujuan yang akan dicapai, dan merupakan suatu cara untuk menentukan bagaimana suatu tugas dilaksanakan. Disamping itu berfungsi membantu menspesifikasi sistem pengajaran secara tepat dan operasional.
Suatu deskripsi tugas digunakan sebagai suatu dokumen perencanaan dasar di dalam proses desain. Siswa harus mempelajari banyak tugas, maka diperlukan perangkap pengetahuan, yang meliputi konsep, prinsip, dan keterampilan yang disusun secara sistematik lengkap. Hal-hal yang tadinya bersifat kompleks harus dirinci menjadi hal-hal yang sederhana mudah dipelajari, secara bertahap dengan tujuan khusus yang hendak dicapai.
Ada dua macam tuga, yakni tugas-tugas tindakan (action tasks) dan tugas-tugas kognitif (cognitive tasks).

2.    Tugas-Tugas Tindakan
Konsep suatu tugas tindakan mencakup tiga atribut utama, yakni :
a.       Suatu interaksi antara orang dengan orang atau objek
b.      Yang dapat mengalami perubahan
c.       Dimaksudkan untuk mencapai beberapa tujuan.
Tugas-tugas tindakan yang kompleks diperinci menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana. Suatu deskripsi tugas tindakan mengandung empat unsur.
a.       Ada tanda-tanda atau kunci-kunci yang menandai tindakan
b.      Harus ada kata-kata tindakan yang menentukan tingkah laku dari si pelaku pada setiap langkah di dalam tugas.
c.       Ada petunjuk-petunjuk tentang orang atau objek yang melakukan tindakan.
d.      Tindakan-tindakan berkaitan dengan balikan yang merupakan hasil dari proses interaksi.

3.    Pengumpulan Informasi tentang Tugas

4.     
E.    
                                                                                   



RPP 1 TEKANAN


MEDIA RPP 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN   1
Nama Sekolah                             : SMP Negeri 7 Kunto Darussalam
Mata Pelajaran                             : IPA
Kelas/ semester                            : VIII
Standar Kompetensi                     : 5.  Memahami pranan usaha, gaya, dan energ dalam kehidupan sehari   
                                                       –   hari.
Kompetensi Dasar                        : 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Waktu                                           : 2 x 40 menit
Indikat
:
1)   Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan
2)   Menentukan besar tekanan pada zat padat
Karakter siswa yang diharapkan
:
-          Rasa ingin tahu
-          Kreatif
Diskripsi karakter
:
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
Tujuan Pembelajaran
:
1)   Setelah demosntrasi sisiwa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan pada zat padat dengan benar.
2)   Setelah diskusi sisiwa dapat menentukan besarnya tekanan pada zat padat dengan benar.
Materi Pembelajaran
:
Tekanan pada zat padat



Metode                       
:
Demostrasi



Model pembelajaran
:
Iknuiri terbimbing
Sumber belajar           
:
Lingkungan sekolah, buku paket sisiwa (Esis dan Bumi Aksara)
Jenis Media 
 1.Beberapa jenis kubus (baja, besi, aluminium)
 
Kegiatan Pembelajaran:
No
Kegiatan
Waktu
A
Pendahuluan:
Motivasi                          : Mana lebih dalam jejak spatu hak tinggi dan runcing dari yang datar?
Prasyarat pengetahuan : Mana lebih mudah memasukkan paku pada gambar   berikut?
1.      Menulis judul / materi pembelajaran
2.      Menulis tujuan pembelajaran
5’
B
Kegiatan inti :
Eksplorasi, guru:
1.      Siswa duduk menurut kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya (nilai: Bersahabat/kominikatif)
2.      Guru memberikan LKS  pada masing-masing kelompok sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3.      Menjelaskan cara mengerjakan LKS (nilai: rasa ingin tahu)
4.      Masing – masing kelompok mendiskusikan LKS guru membimbing siswa (nilai bersahabat).
Elaborasi:
1.      Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi (nilai: menghargai prestasi)
Konfirmasi:
1. Guru memberikan penjelasan jika ada materi yang kurang jelas
2. Guru memberikan soal latihan dan meminta salah seorang siswa untuk menyelesaikan dipapan tulis
50’

Penutup :
Rangkuman
TEKANAN PADA ZAT PADAT
Tekanan adalah besarnya gaya tiap satuan luas permukaan bidang tekan. Dirumuskan dengan: P = F/A
P = tekanan (N/m2)
F = Gaya Tekan (N)
A = Luas bidang tekan (m2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan adalah:
1.      Luas bidang tekanan
2.      Besar nya gaya tekana
20
Refleksi
5’
2.Guru memberikan tes tertulis/ penilaian
a. teknik penilaian     : tes tertulis / subjektif
b. Bentuk instrumen : esai
10’
Kartu  soal
KD
Materi
Indikator
No
soal
Butir soal
Jawaban
Skor
Ranah Kognitif
1
Tekanan pada zat padat
Siswa dapat menentukan besar besarnya takanan pada zat padat
Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi besar tekanan
1
2
Sebuah balok beratnya 50 N terletak diatas meja. Luas permukaan yang bersentuhan dengan meja sebesar 0,4 m2. Berapakah tekanan gaya berat balok terhadap meja tersebut?
Sebutkan faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan pada zat!
P=F/A
P = 50/0,4
= 125N/m2

C2
Mengetahui,
Bukit Intan Makmu, 27 Pebruari 2012
Kepala Sekolah
Guru mata Pelajaran IPA
BASHORI, A.MaPd
YUSTINI, S.Pd
19621108199231003
196204141983022002


LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama Siswa                :
Kelas/semester                         :
Judul                            : Tekanan pada zat padat
Tujuan                         : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan pada zat padat


 
 
4.   Jelaskan mengapa bemikian!
Ø Membekasnya kubus pada plastisin menunjukkan besarnya tekanan gaya berat setiap kubus pada plastisin.
Ø Semakin berat suatu benda, semakin besar pula tekanannya atau semakin gaya yang bekerja pada suatu benda semakin besar tekanannya.
B. Luas Bidang Tekan
I. Mengamati bekas batu bata yang di jatuhkan pada tanah becek.
a.Jatuhkan batu bata pada pada ketinggian tertentu pada tanah becek/plastisin, mula-mula posisinya tegak, kemudian posisinya mendatar. Lihat gambar!



 
 

b. Bandingkan kedalaman tempat jatuhnya batu bata tersebut!
II. Mengamati jejak hak sepatu tinggi lancip dan hah rendah lebar.
    Dua orang siswa A dan B berjalan ditanah yang becek dengan memakai sepatu yang berbeda. Siswa A  memakai sepatu hak tinggi dan lancip dan siswa B  memakai sepatu rendah dan lebar.
Bandingkanlah injakan sepatu siswa tersebut! Manakah yang lebih dalam injakannya?
 

 III. Mengamati injakan kaki ayam dan bebek
       Amatilah injakan kaki ayam dan bebek yang sedang berjalan pada tanah yang becek, diantara hewan tersebut manakah yang menghasilkan injakan yang lebih dalam? Mengapa demikian?
                                                
    Bekas injakan kaki ayam dan itik
Buatlah kesimpulanm